Selasa, 17 Maret 2009


KATA TUGUL SICH BAGUSSSS. . . . !!!!!!! 

KALO MENURUT KALIAN GIMANA. . . !!!!??????

SMS AKU YYYYYYY BRO BUAT SARAN DAN KRITIK.

KOECLOEK ( KAJI GROM )

KNALAIN YANG SATU NICH . . . NAMANYA MBAH KOECLOK. . . ( KAJI GROM ) 

KALO TEMEN2 INGET ~FOTO INI AKU AMBIL SAAT NEMENIN DIA WAKTU NUNGGU BIS ~DI AGENSI TEPATNA DI DEPAN PASAR MAYONG ~ARE YOU REMEMBER. . . !!!!! DON`T YOU KNOW@!%&%%&!!~~#%

corax-carex photo akhir 2008


maen ke counter isi pulsa biasa tapi kalo ke counter temen kita yang satu ini jangan lupa sholat coz sebelah counter na ada masjidna" kata kerena sich ( ileng karo sing ngawe urip ). . . . hem. . hem.

pokokna rancak bana .

Jumat, 13 Maret 2009

cerpen sahabat

Temanku yang Baik...???
Oleh : Adityo. P.

“Nggak Ron… jangan ngomong gitu, gue nggak sebaik yang elo kira..”
“Suatu saat gue bakal bisa jahat.. menurut gue kebaikan itu nggak eksis, semu..”
“Udah dech gue capek nich, badan gue juga lagi nggak enak, gue balik dulu ya..”
“Sampe besok ya....”

 Tyo meninggalkan Roni yang masih sibuk membereskan sepatu olah raganya. Setiap Roni berterima kasih dan memuji bantuan-bantuan dari Tyo baik yang bersifat moril maupun materil, Tyo selalu berucap demikian. Tidaklah terlalu berlebihan bila Roni selalu memuji Tyo karena menurut Roni hanya dialah satu-satunya teman yang bisa menyemangatinya untuk hidup lebih baik. Sejak kedua orang tuanya bercerai dan ditinggal satu-satunya gadis yang dicintainya, Roni mulai berantakan. Dia jarang masuk kuliah. Pergaulannya mulai kacau ketika ia mengenal Rian, pemabuk nomor wahid di kampusnya. Sampai pada akhirnya dia mengenal Tyo di sebuah konser musik kampus.
 Waktu itu kebetulan grup band Roni dan Tyo diundang main pada acara konser musik tersebut. Sudah menjadi kebiasaan yang lazim di kota dimana mereka tinggal ketika konser telah usai, para musisi yang kebetulan bermain berkumpul dan berbaur bersama para penonton serta teman-teman yang lain. Bukan hanya berkumpul, bersenda gurau dan ngobrol-ngobrol. Minuman beralkohol pasti turut serta dalam acara kumpul-kumpul itu. Semua yang ada disana kala itu tenggelam dalam alkohol dan asap ganja termasuk Roni sendiri kecuali seseorang. Saat itu Tyo hanya duduk di sudut taman yang cukup terang sambil membaca komik, cemoohan teman-temannya yang mengatakan bahwa Tyo sombong, sok alim,dan lain sebagainya tak dihiraukan sama sekali. Tyo hanya tertawa kecil akibat cerita lucu dalam komik tersebut sambil menggenggam sebatang rokok dan sebotol air mineral. Lama-kelamaan Roni tertarik juga untuk ikut mencemooh Tyo yang hanya duduk disana, tak hanya berteriak dari jauh, Roni juga berniat menghampiri Tyo.
 “Eh Ron.. mau kemana lu.. biarin aja dia...dia emang kayak gitu..”
 “Iya bener biarin aja, kalo buat masalah gini dia tu emang nggak asik banget...”
 
Teman-teman yang lain mencoba mencegah Roni tapi Roni tetap bersikeras.
 “Udah lu tenang aja..dia pasti mau gue paksa gabung...”
 “Ha,ha,ha.. yakin bener lu... tau nggak dia lebih gokil dari elo...”
 “Hah.. apa lu bilang....? dia lebih gokil dari gue...? cuiih... kayak gitu dibilang gokil, nggak banget dech.. dia anak kemaren sore khan...?.. biar gue kasih pelajaran..”

 Menurut teman-temannya, Tyo memang tergolong baru di kota ini, baru sekitar tujuh bulan. Dia berada disini kerena diterima sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri tempat Roni menjalani kuliah dua tahun belakangan ini. Dengan muka garang, Roni menghampiri Tyo yang belum juga merasakan kehadiran Roni.
 “Eh.. lu sombong banget sich nggak mau minum...?..lu tau nggak..?..kalo mau diterima disini lu harus ikutan minum...”

 Tyo akhirnya bergeming, menutup komiknya dan menghisap rokoknya dalam-dalam. “Oh.. gitu ya...? kata temen-temen band gue nggak gitu kok...tapi kalo lu emang nggak suka ama gue yang nggak minum, gue bisa pergi sekarang kok... gue sebenernya masih pengen ngehargain kalian dengan ada disini, tapi....”
 “Udah, jangan banyak omong dech.. sekarang lu ambil botol ini...lagian udaranya enak banget buat minum, jadi elo juga nggak bakal rugi..”
 “Hmmh.. oke kalo elo maksa..”
 Tyo meraih botol minuman beralkohol tinggi dari tangan Roni. Udara saat itu memang cukup dingin sehingga kehangatan alkohol tampaknya akan menggoda siapa saja. Tyo membuka botol, mengumpulkan daun serta rantung kering dan kertas bekas bungkus rokok yang tercecer disekitarnya, membakar kertas tersebut lalu dengan tenangnya dia menuangkan minuman beralkohol tinggi tadi ke tumpukan ranting kering di depannya hingga api menyala cukup besar, api yang menghangatkan namun juga menyulut emosi Roni hingga dia langsung melayangkan pukulan ke arah Tyo.
 “Anjing lu...lu udah keterlaluan, belom ada orang yang berani buang minuman dari gue..” Kerasnya pukulan Roni membuat Tyo tersungkur. Teman-teman yang lain segera berhamburan mencegah Roni melakukan serangan kedua, sementara yang lainnya memapah Tyo dan menjauhkannya dari jangkauan Roni yang masih berteriak-teriak.
 “Awas lu ya.. liat aja kalo nggak ada anak-anak yang laen...”
 Tyo yang sudah berdiri tegap lagi maju mendekati Roni yang masih dipegangi kawan-kawanya. Dengan senyum meremehkan Tyo mengatakan beberapa patah kata.
 “Nggak apa-apa, gue maafin kelakuan elo...gue tau.. elo sedang hidup dalam bayang-bayang keputusasaan, lu nggak pernah dapet apa yang elo pengen...lain kali gue harap elo jangan emosi kayak gitu, bahaya kalo ketemu orang yang emosi juga..”
 “Eh.. setan..gue nggak minta maaf ama elo, lu udah bosen hidup ya.. minggir semuanya biar gue abisin dia” Roni meronta dan berhasil melepaskan diri dari cengkeraman teman-temannya dan melayangkan pukulan lagi ke arah Tyo. Kali ini Tyo lebih siap, dengan beberapa gerakan ia berhasil menangkis serangan Roni dan membuat Roni terjerembab di tanah. Sebelum Roni sempat berdiri, Tyo menyingkap sesuatu dari balik jaketnya yang membuat Roni terdiam.
 “Udah Ron.. gue nggak pengen kayak gini, jangan macem-macem dech..ini bukan surga..dan jiwa elo terlalu rapuh..lu belum siap ngadepin gue..”
 Tyo segera pergi meninggalkan kerumunan menuju sepeda motornya lalu menghilang ditengah malam. Teman-temannya mencoba membantu Roni bangkit dari tanah. “Gila man.. siapa sich dia..? tau nggak..dia bawa pistol di balik jaketnya...”
“Ah lu ngada-ngada Ron... udah dech sekarang lu tidur aja.. lu kebanyakan kali..”
 “Gue bilang juga apa..dia tuh bahaya...”
 
Roni tak bisa tidur hingga pagi setelah kejadian itu. Dia selalu mengingat kata-kata yang terlontar dari mulut Tyo. “Gue hidup dalam keputusasaan..? Gue gak pernah dapet apa yang gue mau.. dia bener banget.. jiwa gue rapuh.. gue gampang kepengaruh emosi gue..gue kampugan banget...Mungkin ada baiknya gue temenan ama dia... selama ini Cuma dia yang berani nentang gue dan nyela gue segitu dalem...”
 Setelah kejadian itu, Roni memang agak berubah, teman-temannya pun heran. Bahkan akhir-akhir ini dia semakin dekat dengan Tyo, mereka sering terlihat bersama seperti pasangan gay. Ya Roni memang telah berubah, gaya hidupnya semakin lurus. Teman-teman Roni dan Roni sendiri beranggapan bahwa berubahnya Roni diakibatkan oleh persahabatan dengan Tyo, Namun Tyo sendiri merasa gundah bila dirinya dianggap orang yang berjasa dalam membuat Roni lebih “waras”. Bila Roni mengatakan bahwa Tyo begitu sabar dalam menghadapi sesuatu termasuk dirinya, Tyo hanya bilang bahwa dia bukanlah sabar tapi hanya suatu bentuk kebekuan hati hingga dirinya merasa tak perlu marah untuk menanggapi keroco seperti Roni. Bila Roni mengatakan bahwa Tyo begitu baik karena kerap membantu dengan sukarela, Tyo menjawab bahwa itu hanya kebetulan saja karena dia sedang banyak waktu atau kelebihan uang. Bila Roni mengatakan begini, Tyo mengatakan begitu dan seterusnya, dan seterusnya hingga Roni bosan sendiri.
 “Tyo.. gue nggak tau elo itu siapa atau apa... tapi yang jelas buat gue elo kayak seorang malaikat yang dikirim oleh Tuhan yang baru gue ingat beberapa bulan terakhir..”
 “Gue nggak tau kenapa elo selalu bilang bahwa elo bukan orang yang baik, tapi mungkin sebenernya emang orang yang bener-bener baik yang bisa melakukan sesuatu yang baik tanpa harus ngomongin dan ngungkik-ngungkit kebaikannya..”

  ***

 Pagi itu sedang ada ujian Mid semester, seperti biasa setelah penat didalam ruang kuliah Roni menuju kantin kampus untuk ngopi atau makan snack. Biasanya kawan-kawan lain termasuk Tyo juga ada disana, tetapi kali ini agak sepi. Tyo juga tak berada disana, padahal hari ini Tyo berjanji untuk meminjamkan Roni sebuah majalah nasional edisi khusus yang membahas tentang senjata api di Indonesia. Tidak biasanya Tyo mengulur-ulur waktu dan rasanya tak mungkin jika Tyo ingkar janji. 
 Deni tiba-tiba datang sambil membanting sebuah surat kabar lokal pagi ini ke meja dan mengejutkan Roni yang sedang menerka-nerka kemana perginya sahabat yang ditunggunya. “Gile..ujian gue susah banget...eh lu udah denger kabar Tyo belom.?.tunggu bentar ya,gue mesen minuman dulu...”
 Roni tidak menjawab, dia meraih surat kabar didepannya dan membaca halaman paling depan. Di salah satu sudut tertera tulisan besar “Mr AS Bos Judi kelas kakap kota ini tadi pagi ditemukan tewas dengan dua lubang peluru di dada dan kepala”
 “Gila..ngeri banget, orang-orang penting disini mati satu persatu.. kemaren lusa ketua partai, minggu lalu gembong minuman keras, besok siapa lagi ya...? untung gue udah nggak minum lagi...”
 “He,he.. kenapa Ron..? besok pengedar ganja kali yang ditembak, ato anggota DPRD.? masih kurang satu lagi, dua minggu lalu Evelyn model seksi dan sensual itu juga mati ditembak di kepala dengan tangan, kaki dan mulut terikat di kamar hotel ..eh iya, gue tadi mau bilang kalo Tyo kemaren sore pas abis maen bola langsung masuk rumah sakit..kata temen kost-nya sich dia kena Tyfus...kecapekan barangkali...”
 “Ah yang bener lu..terus udah pada nengokin..?..”
 “Belom..gue nggak tau ruangannya,lagian anak-anak yang laen masih pada ujian”
 “Gimana kalo kita kesana sekarang ruangannya kita tanya sama anak-anak kostnya..”
 “Aduh sorry banget bro.gue masih ada ujian lagi abis ini..gue nanti sore aja dech.”

 Deny pamit untuk melanjutkan ujian mata kuliah berikutnya. Roni merasa bersalah jika ia tidak cepat-cepat menengok sahabat terbaiknya itu. Hanya dalam waktu beberapa menit Roni telah sampai di rumah kost Tyo dan menjumpai Ari seorang teman kost Tyo yang kebetulan sudah pulang kuliah. Roni juga sudah lumayan mengenal Ari berhubung dirinya kerap bertandang ke tempat kost Tyo.
 “Rumah Sakit Sehat Sentosa kamar 3B lantai dua...elo mau kesana ya..?.bisa titip nggak..?..tadi Tyo minta bawain novel sama mp3 player tapi gue nggak bisa kesana sekarang, gue ada kuliah jam11 nanti..udah gitu gue nggak tau mp3 playernya mau diisi lagu apaan..lu bisa isi..?ini kunci kamar Tyo..elo masuk aja terus utak-utik komputernya nyari lagu kesukaan Tyo...”
 “Nggak apa-apa nich gue masuk kamar Tyo..?”
 “Udah nyantai aja..gue mau mandi dulu ya...”
 Roni mulai mengkorek-korek rak buku Tyo, dia sudah tahu novel yang dimaksud karena Tyo sering menceritakannya. Dia menemukannya pada tumpukan teratas, tampaknya novel tentang pembunuhan berantai itu baru saja dibaca semalam. Roni menariknya dan dari dalam buku itu berjatuhan guntingan-guntingan kertas serta sebuah amplop bertulisan Thank you yang tampaknya berisi surat tebal.
 “Apaan nich...?..Lho..ini khan..?...Ah paling cuman gara-gara novel ini...sekarang tinggal ngisi mp3 player.. eh ini amplop apaan ya..?”
 Roni tergoda untuk mengintip isi amplop yang tidak di lem itu.
 “Ouw...shit!! duit lu ternyata banyak juga ya...bahaya banget lu naruh disini, mendingan gue taruh laci aja dech..”
 Roni memasukkan steker kabel komputer ke stop kontak, memencet tombol dan komputer pun menyala. Satu persatu lagu kesukaan Tyo dimasukkan, ketika mp3 player hampir penuh, perut Roni tba-tiba mules. Dia memutuskan untuk pergi sebentar ke WC dan kembali lagi beberapa menit kemudian. Screen saver pada komputer Tyo menyala setiap 5 menit, Roni meninggalkan komputer selama sekitar sepuluh menit. Ketika kembali dari WC Roni melihat hal mengejutkan pada screensaver itu, mengingatkan dia ke masa lalu ketika Tyo menjatuhkannya di taman ketika dirinya sedang mabuk. Screen saver itu memperlihatkan beberapa gambar foto orang-orang dan tulisan: tiga telah berakhir..lainnya segera menyusul...
 “Tyo.. elo emang gokil..elo harus jawab ini semua nanti...”
 “Mudah-mudahan yang ada di pikiran gue sekarang ini salah, elo nggak mungkin sejahat itu...nggak mungkin...”
 
Roni segera mengunci kamar dan memberikan kunci pada Ari. Ia memacu sepeda motornya kencang-kencang menuju rumah sakit. Karena terlalu tergesa-gesa Roni tidak melihat sebuah Bus yang sedang ngebut dijalan raya ketika dia baru saja memacu sepeda motornya keluar dari gang rumah kost Tyo. 
Sopir Bus tak kuasa mengendalikan kendaraannya, jarak dengan sepeda motor Roni terlalu dekat. Bagian depan bus menghantam sepeda motor Roni dan sepeda motor tersebut langsung tergencet ke bawah bus. Roni yang saat itu mengira hidupnya akan segera berakhir merasakan ada yang menariknya dengan keras dari bawah bus sepersekian detik sebelum ban bus melindasnya. Seorang dengan badan besar nan tegap berwajah tampan dan bersih memeganginya di pinggir jalan.
“Wah..gile..gue hampir aja mampus!!...makasih banyak..gue utang nyawa ama elo... elo udah nyelametin hidup gue...”
“Nggak Ron..gue nggak nyelametin hidup loe..Cuma elo sendiri yang bisa nyelametin diri loe sendiri...sekarang gue kasih kesempatan negok temenloe dulu ke rumah sakit sebelum elo gue bawa...”
“Eh..apaan sich? Gue nggak ngerti maksud loe...Gue mau marah-marah dulu ama sopir bus sialan itu...abis itu gue baru nengok Tyo..kok elo tau sich gue mau ke rumah sakit.. emang elo siapa...udah, lepasin gue sebentar....gue harus.....”

Roni berhenti mengoceh ketika tubuhnya terasa makin ringan dan orang yang menggenggam tubuhnya membawanya terbang. Dari atas, dia bisa melihat sesosok tubuh yang sangat mirip dengan dirinya terkapar bersimbah darah dibawah bus. Dari tasnya yang berantakan di jalan, guntingan-guntingan koran dalam novel Tyo berhamburan ditiup angin, guntingan koran mengenai peristiwa terbunuhnya Evelyn sang model, Ketua partai dan Gembong miras yang dibicarakan Deny tadi pagi. Roni terbang melesat menuju rumah sakit, ia melihat Tyo baru saja selesai menggunting artikel koran tadi pagi yang memberitakan kematian Bos Judi kelas kakap kota ini. Tangan Tyo menggenggam suatu benda kecil, dia mengecup benda itu, benda kecil seperti pensil sebesar ruas jari kelingking berwarna keperakan, yang kemudian ia masukkan ke sebuah alat yang diambil dari dalam tas. Alat yang ia lihat di balik jaket Tyo pada malam ketika dirinya sedang mabuk dan dipukul jatuh oleh Tyo.
Roni memejamkan mata..ia tak kuat menerima kenyataan ini, sebelum sampai ke kamar Tyo ia melewati kamar sebelah yang diisi seorang penderita stroke. Pak Dwipa yang merupakan wakil ketua DPRD di kota ini yang dua hari lalu masuk rumah sakit akibat stroke tertidur lemas seorang diri tanpa seorangpun yang menjaga. Roni meneteskan air mata.. Tetesan air mata terakhirnya di dunia ini..ia segera meminta untuk segera dibawa saja.
“Mau berangkat sekarang..?..oke kita berangkat...”

Roni melayang semakin tinggi, menuju biasan cahaya-cahaya menyilaukan bersama malaikat yang mencabut nyawanya tadi.. Menuju dimensi tanpa batas...dimana Roni mungkin akan mendapatkan apa yang ia mau...dimana mungkin kebaikan akan selalu eksis....dimana Roni akan mendapatkan Teman yang baik..

***


Recommended Soundtrack:
-This monkey gone to heaven by: The Pixies
-Best Friend by: Seek Six Sick


Rabu, 21 Januari 2009


pasangan mesummmmm . . . . . 2009-2090 paling hot pualing ngetop.good marsogood topmarkotop .piye kabare mbul. kok g balik jakarta laopo neng omah. . . gersang po. podo ambi aku.awak mu ojo lali kasih kabar.aku kangen. . . karo bocah-bocah

x spesialy kocu kami sebagai teman hanya bisa mendoakan u dari sini . . . dari suatu tempat yang tenang dan suci : dari haribaan sholat kita, tapi inget sholat 5 waktu ojo di tinggal oke bro , , , . . . miss you bgt
tertanda corax-carex.community ( komunitas orang terpandang ) inget pesan kita ojo lali kao bolo kurawa . . . .

Jumat, 21 November 2008

the new fix from xellacayyo to corax-carex fashionable


the dedicated to my friend`s sekedar informasi aja kalo kita corax-carex mo buat kaos . untuk hasil lambang dan jargon dari hasil editannya da disini . untuk saran dan kritik atau komentar tulis ajah di bawah ini yang da tulisane komentar di klik aja yach. . . . . . !!!!!!!!!!!!!
by xellacayyo